Selasa, 21 September 2010

Hikmah Sebuah Kesabaran

Seorang dokter spesialis luka dalam, di Riyadh (Saudi Arabia) bernama Dr. Khalid Al Jubir berkisah tentang dirinya dan sahabatnya. Beginilah kisahnya;
Selama kuliah –dulu- dia memiliki seorang teman mahasiswa akademi militer. Dalam semua hal, dia memiliki banyak kelebihan dibanding dengan teman-temannya yang lain. Selain baik hati, pemuda ini juga sangat rajin shalat malam dan tidak pernah lalai menjalankan shalat lima waktu.
Pemuda ini lulus dengan nilai memuaskan, tentu saja ia sangat ingin sennag. Namun, tak ada yang bisa menduga jalannya takdir.
Suatu saat, pemuda ini terserang penyakit influensa, dan sejak saat itu fisiknya menjadi lemah hingga mudah terserang penyakit yang beragam, ia menjadi lumpuh. Tubuhnya tidak mampu lagi digerakkan sama sekali. Semua dokter yang menanganinya mengatakan kepada Dr. Khalid bahwa kemungkinan kesembuhan untuk pemuda itu tingga sekitar 10 % saja.
Pada saat Dr. Khalid membesuknya di rumah sakit, ia melihat pemuda itu tak berdaya di atas ranjangnya. Dr. Khalid datang untuk menghiburnya. Subhanallah, apa yang ia dapatkan justru sebaliknya, wajah pemuda itu cerah jauh dari mendung kedukaan. Pada wajah itu jelas sekali terpancar cahaya kilauan iman.
“Alhamdulillah, saya dalam keadaan sehat-sehat saja. Saya berdoa kepada Allah SWT semoga Anda lekas sembuh,” kata Dr. Khalid membuka pembicaraan.
Di luar dugaan, pemuda itu menjawab, “Terimakasih untuk doamu. Sesungguhnya saudaraku mungkin Allah tengah menghukumku karena lalai dalam menghafal Al Qur’an. Allah mengujiku agar aku segera menuntaskan hafalan. Sungguh ini adalah nikmat yang tiada terkira.”
Dr. Khalid terpana mendengar jawaban menakjubkan itu. Bagaimana mungkin cobaan begitu berat yang tengah dialami pemuda itu dianggap sebagai suatu nikmat yang pantas ia syukuri? Benar-benar ini adalah suatu pelajaran baru yang amat berharga bagi dirinya sehingga ia merasa tak berharga di hadapan pemuda itu
Dr. Khalid teringat akan sabda Rasulullah saw,
Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan ra, ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin. Seluruh urusan atau keadaan mereka senantiasa mengandung kebaikan. Yang demikian ini tidak terjadi, kecuali hanya pada orang mukmin. Jika ia mendapat kesenagan ia bersyukur. Hal itu merupakan suatu kebaikan. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar. Itu juga merupakan suatu kebaikan.” (HR Muslim)
Jujur saja , Dr. Khalid teramat mengagumi ketabahan pemuda itu. Beberapa pekan kemudian ia membesuk sahabatnya itu, sepupu sang pemuda berkata,
“Coba gerakkan kakimu, coba angkat kakimu ke atas.” Pemuda itu menjawab, “Sungguh aku amat malu kepada Allah untuk terburu-buru sembuh. Jika kesembuhan itu terbiak di mata Allah, aku bersyukur. Namun, apabila Allah tidak memberikan kesembuhan padaku hanya agar aku tidak melangkah ke tempat-tempat maksiat aku pun bersyukur. Allah Mahatahu yang terbaik untukku.
Allahu akbar! Betapa kalimat itu sangat menggetarkan. Setelah peristiwa itu, Dr. Khalid menempuh program magisternya ke luar kota. Beberapa bulan setelah itu ia kembali dan yang pertama diingatnya adalah pemuda sahabatnya itu. Dalam benaknya ia berfikir, Mungkin saat ini ia sedang terbaring lemah di atas kasurnya. Jika ia keman-mana, pastilah ia digotong.
Ternyata menurut teman-temannya, pemuda itu sudah pindah ke ruang penyiapan untuk mendapatkan pengobatan alami. Pada saat Dr. Khalid menemuinya, ia tengah duduk di kursi roda. Dr. Khalid senang sekali melihatnya hingga berkai-kai ia mengucapkan syukur.
Pemuda itu dengan spontan menyampaikan kabar gembira yang tak terduga, “Alhamdulillah saya telah menyelesaikan bacaan Al-Qur’an,” katanya penuh semangat. “Subhanallah,” Dr. Khalid memekik kagum. Setiap kali membesuknya, ia selalu mendapatkan hikmah yang semakin mempertebal keimanannya.
Tidak lama berselang, Dr. Khalid kembali pergi keluar kota selama empat bulan. Selama itu pula, ia tidak pernah bertemu pemuda sahabatnya yang sangat sabar dan tabah itu. Hingga saat ia kembali, ia menerima kenyataan yang amat sulit diterima oleh akal manusia. Namun bagi Allah Zat yang Mahatinggi, bukanlah hal yang mustahil terjadi. Jangankan hanya sakit, tulang belulang yang telah hancur pun bisa dihidupkan kembali menjadi manusia yang utuh.
Pada waktu Dr. Khalid sedang shalat di musholla rumah sakit itu. Tiba-tiba, ia mendengar sapaan seseorang, “Abu Muhammad!” Reflek dia menoleh dan pandangan di hadapannya membuatnya terpana. Ia tak mampu mengucap sepatah kata pun. Benar, wallahi? (Sungguhkah, ucapan nyaris tidak percaya) yang berdiri dihadapannya adalah pemuda sahabatnya yang dulu lumpuh total. Namun, dihadapannya kini ia dapat berjalan kembali dengan normal dan segar bugar. Allahu akbar, sesungguhnya keimananlah yang dapat memunculkan keajaiban.
. . . . . . . . . . .

Diambil dari buku “Dahsyatnya Sabar” karya A. H. Yasin (persembahan teman-teman Kelvin)

Judul Tanpa Makna

Ya, banyak kita jumpai para pemegang amanah, para pemegang kedaulatan bangsa ini memiliki judul (gelar) yang begitu tinggi, namun dibalik itu kehilangan makna. Pun hanya sedikit mereka yang berjiwa kesatria, yang nemiliki hamasah jundiyah- berjiwa prajurit untuk selalu siap berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan. Jabatan-jabatan yang mereka peroleh dilakukan dengan menghalalkan segala cara, bahkan tak perduli apakah itu menyimpang dari jalur kebenaran, dan keadilan. Nampaknya demam/kegilaan pada kedudukan di mata makhluk telah mengaburkan tujuan hidup mereka, yakni mengabdi kepada Allah dan menjadi khalifah di bumi.
Sahabat, bukankah Allah Maha Pengasih terhadap makhluknya? So, jadilah kitab meskipun tanpa judul!
Sebagai seorang insan yang dititipi Allah sebagian kecil dari sifat-sifatNya, maka sudah sepantasnya setiap diri menyadari hakikat penciptaan itu dan menggunakan usia yang diberikannya dengan sebaik-baiknya. Jabatan bagi seorang yang mengerti hakikat penciptaan adalah sebuah beban berat yang harus dipertanggungjawabkannya kelak di hadapan Allah SWT. Beban ini mengandung sebuah konsekuensi, bahwa amanah yang telah diembankan kepadanya, kelak akan mendatangkan hisab terhadap apa saja yang kita lakukan terhadap amanah itu, apakah ada hal yang mendzolimi orang lain, adakah hak orang lain yang belum terpenuhi, ataukah ada amanah titipan yang belum tersampaikan? Banyak sekali hal yang harus dijaga, dikerjakan, dan disampaikan dengan baik dan benar, sehingga setinggi apapun jabatan seseorang ia akan terjaga dalam kerendahan hati, karena sesungguhnya amat berat beban yang dipikul seseorang jika jabatan itu semakin tinggi kededukannya baik dihadapan ALLAH maupun kewajiban yang harus ditunaikan kepada makhluk. Sedangkan bagi mereka yang terlena oleh pujian publik, dan pandangan luar orang-orang disekitarnya akan menganggap dan menjadikan jabatan itu sesuatu yang sakaral tapi tiada faedah yang benar-benar tersalurkan kepada orang lain. Hal ini karena kebanyakan orang yang terlena jabatan cenderung sombong dan berbangga diri terhadap prestasi dirinya, sehingga rasa peduli, dan hormat terhadap orang lain menjadi berkurang apalagi jika orang yang sedang ia hadapi adalah mereka yang kedudukannya berada jauh dibawahnya. Mengapa mereka bersikap seperti itu, seperti layaknya mereka hanya tinggal sendiri di dunia ini, padahal mereka hidup bermasyarakat. Maka, sudah seharusnya sebagai orang yang dianugerahi kesempatan dari Allah untuk memiliki ilmu atau kecakapan yang lebih daripada orang lain, hendaklah ia memiliki sifat yang paling mulia, paling ramah, sopan, santun, dan berkarakter profetik. Di sisi lain, meskipun Allah tidak melimpahkan kepada kita sesuatu yang lebih dari orang lain, maka tetaplah berkarakter profetik, karakter yang mulia, sehingga kita bisa memberi contoh kebaikan/ teladan yang bisa dijadikan rujukan- sumber informasi yang diperlukan.

Our Dreams

Bismillah...
Sahabat Kelvin, silakan baca tulisan impian-impian berikut ini yang diambil dari 3 orang. Semoga bisa menjadi inpirasi dan motivasi bagi sahabat semua.Amin
Simak yuuuuu'.....

^_^ Awal dari keberhasilan

Kadangkala, banyak orang berkata jangan pernah bermimpi karena jika mimpi itu tidak tercapai maka kita akan putus asa. Saya rasa anggapan itu salah, karena kita tidak akan putus asa. Saya rasa anggapan itu salah, karena kita tidak akan pernah mencapai suatu keberhasilan, kalau kita tidak pernah bermimpi. Jika kita bermimpi, secara tidak langsung kita sudah menanamkan suatu arah dan tujuan apa yang akan kita capai dan nantinya kita akan bisa menggenggam keberhasilan itu.
Itu yang akan saya lakukan sekarang, “bermimpi” tentang apa yang harus saya capai 1th, 5th, sampai 10th kedepan. 1th kedepan, dihitung maju dari sekarang, artinya pada hari itu saya insyaAllah akan segera menyelesaikan semester 2 saya. Saya bermimpi, saya mempunyai patokan, saya berharap bisa mencapai indeks prestasi 3,70 dengan indeks prestasi kumulatif 3,70 juga. Saya akan benar-benar mempersiapkan ujian saya dan nantinya saya juga akan bisa mencapai mimpi saya.
Bermimpi 5th kedepan, prinsip saya berkuliah di UNY ini adalah lulus secepat-cepatnya dengan IPK setinggi-tingginya. Jika prinsip itu terpenuhi, itu artinya 5 th kedepan saya sudah lulus dengan IPK tinggi. Dan saya bermimpi, saya akan bisa meneruskan pendidikan saya ke jenjang S2. Itu artinya 5 th kedepan, pada hari itu saya sudah sangat sibuk mempersiapkan thesis untuk masuk ke jenjang S2. Saya akan mempersiapkan hal tersebut sebaik-baiknya, agar saya bisa meraih pencapaian tertinggi dari apa yang saya impikan.
10 tahun kedepan, insya Allah saya sudah menjadi dosen di salah satu universitas negeri di Indonesia. Saya akan menjadi dosen matematika yang ramah, baik, tidak ditakuti murid dan insyaAllah saya akan menghormati mahasiswa saya karena syarat jika kita ingin dihormati, kita juga harus menghormati seseorang.
Pada hari itu, saya juga sudah mempunyai keluarga yang sakinah, mawadah, warohmah dengan istri dan anak- anak yang baik dan peduli sesama. Saya akan menjadi imam yang terbaik dan jika saya sudah menjadi seseorang yang beruntung, saya tidak akan lupa pada sesama. InsyaAllah saya akan peduli kepada orang-orang yang kurang beruntung dari saya. Amin
Semoga impian saya tersebut bisa memotivasi saya agar bisa benar-benar menggenggam impian saya tersebut. InsyaAllah.

^_^ Harapanku, Kekuatanku....!!!

Setiap orang punya masa lalu, dan berhak atas masa depan. Seperti apapun keadaan di masa lalu kita, kita berhak mendapatkan yang lebih baik kedepannya. Dan untuk itu semua kita diwajibkan untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik, melakukan yang terbaik, dan melakukan yang terbaik dalma setiap langkah kita. Karena apa yang kita lakukan, bahkan apa yang kita pikirkan, itu yang akan merubah kita secara langsung atau tidak. Itu yang akan menjadi penentu kedepan kita akan menjadi seperti apa. Seperti kapas yang terbang kesana kemari ditiup angin, yang berarti kita hanya akan menjadi pengekor, plagiat, penjiplak saja. Atau seperti batu karang di tengah ekosistem laut, yang tetap kokoh walaupun dihantam ombak, yang berarti kita memiliki 1 komitmen, 1 prinsip, 1 tujuan yang jelas, sehingga tidak mudah kita goyah dari tujuan kita tersebut.
Kalimat-kalimat itulah yang selalu memberi motivasi aku, setelah kedua orang tuaku, sehingga aku bisa menapakkan kaki di tanah UNY tercinta setelah melepas seragam abu-putih ku. Sebuah proses ‘penghidupan’ sesungguhny baru aku dan kawan-kawan semua mulai di tanah ini. Bukan berarti masa-masa SMA, SMP, atau SD tidak berkontribusi bagi diri. Justru disanalah bekal pertama kita dapatkan, untuk selanjutnya kita harus mencari-cari bekal yang lebih banyak di perguruan tinggi, Universitas Negeri Yogyakarta ini. Ibaratnya 30% berbanding 70% arah hidup kita ditentukan dominan di perguruan tinggi. Mengapa?
Jawabannya adalah, karena selain ilmu yang kita kuasai lebih tinggi di PT, kita dituntut untuk mandiri, dan mampu bekerja sama dengan sesama dalam taraf yang lebih tinggi pula. Sehingga kita mamapu membuka diri pada dunia kita untuk kemudian mengambil peluang-peluang berkarya dan sukses. Tentu semua tidaklah mudah. Untuk menyesuaikan diri saja bagiku sangatlah sulit, tetapi tidak ada satu alasan pun untuk menyerah, bahkan hanya karena sifat pemalu atau tidak percaya diri. It isn’t about me!
Oleh karena itu, berbicara mengenai harapanku, 1 tahun kedepan aku sudah harus bisa beradaptasi dengan lingkungan baruku baik di kampus khususnya, dan dijogja secara umum. Dan tentu nilaiku/ IPK-ku 2 semester itu harus di atas 3,5. Lima (tahun) kedepan aku sudah harus lulus dari kampus tercinta, UNY ini (harapannya 4 tahun lulus, 1 tahun sudah bekerja) dengan predikat summa cumlaude. Kemudian, 10 tahun kedepan aku harus sudah bisa membahagiakan orang tuaku, membantu mereka menyekolahkan adik-adikku (dan tentu aku sudah berumah tangga sendiri), aku sudah harus mandiri. Aku juga harus sudah lebih dekat dengan Tuhanku Allah SWT, dan selau bersyukur padaNya. Karena ketika lahir dalam keadaan ‘miskin’, bukan kesalahan kita, tetapi ketika mati dalam keadaan ‘miskin’ itulah salah kita! Lanjutkan perjuangan, HIDUP MAHASISWA INDONESIA!!!

^_^ (no title)
Kehidupan manusia tentulah akan terus berubah dari waktu ke waktu. Dan setiap perubahan itu tentu pula akan merubah dan membentuk pribadi manusia tersebut. Ada banyak perubahan yang menbawa kita pada sesuatu yang positif dan sebaliknya ada banyak sekali perubahan yang memberi suatu dampak negatif bagi kita. Untuk bisa menyikapi hal ini tentulah kita harus belajar dan terus memaknai setiap perubahan yang terjadi. Hal ini harus terus dimaknai secara positif agar hal tersebut sejatinya akan terus terjadi hingga akhir hayat seorang manusia.
Perubahan tersebut terjadi pula dalam diri saya. Sudah banyak sekali perubahan yang terjdai sejak saya masih kecil hingga sekarang. Seiring bergulirnya waktu perubaha itu memberi dampak bagi diri saya dan telah mamapu membentuk pribadi saya seperti sekarang ini. Namun hal ini belum sepenuhnya bisa membentuk jati diri saya. Saya terkadang bimbang, mau menjadi apakah saya besok? Pertanyaan itu terus trngiang dalam telinga saya. Sebelum masuk ke universitas tentulah saya masih bingung, apa yang akan saya lakukan selanjutnya? Namun kini setelah masuk menjadi mahasiswa UNY, langkah saya semakin pasti untuk menjadi seorang scientist.
Untuk 1 tahun kedepan saya ingin menjadi seorang mahasiswa yang sudah berkarakter. Seorang mahasiswa yang berprestasi dan mampu mengikuti beberapa organisasi yang ada sehingga tercapai sebuah pribadi seimbang dari segi intelektual dan emotional. Karena untuk menjadi seorang yang sukses perlu untuk menyeimbangkan kemampuan diri, karena mahasiswa yang baik adalah mahasiswa yang mampu mengikuti alur perubahan waktu.
Ketika 5 tahun mendatang, saya ingin sudah bekerja di sebuah perusahaan sebagai ahli riset handal. Saya ingin bisa mendapatkan uang dengan jerih payah sendiri, dan bila mampu saya ingin bisa membiayai adik-adik saya untuk sekolah. Menjadi seorang wanita karir yang berkepribadian profetik dan mampu memberikan sesuatu yang berharga bagi keluarga.
Dan uktuk 10 tahun kedepan, saya ingin sudah berkeluarga. Disamping sebagai wanita karir, saya ingin bisa mengurus keluarga dan rumah tangga. Saya ingin memberikan kontribusi besar bagi Indonesia. Saya ingin melihat rakyat Indonesia makmur dan sentosa. Jika bisa saya ingin mengembangkan sesuatu dari hasil penelitian saya dan hal itu bisa memberi manfaat untuk semua masyarakat Indonesia.
Itulah sekelumit mengenai harapan dan cita-cita saya. Ketika saya menulisnya, saya menjadikannya sebuah doa untuk perkembangan diri saya selanjutnya. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Yang terpenting dari itu semua adalah doa dan harapan yang tidak pernah luntur dalma diri kita. Janganlah berhenti untuk berharap.

Memang tidak sama impian satu orang dengan orang yang lain. Dan inilah kehidupan, akan indah dan penuh warna. Semoga sahabat-sahabat sekalian menjadi orang-orang yang sukses dunia dan akhirat.
Wallahu a'alam bisshowab...

Senin, 20 September 2010

Andai Ramadhan Sepanjang Tahun

Bismillah
Ya Allah kini Ramadhan telah pergi kembali
Bukankah kehadirannya selalu ditunggu-tunggu setiap tahun
Kenapa ia begitu cepat meninggalkanku, ketika aku sedang asyik-asyiknya beramal kepadaMU
Kenapa ia cepat-cepat berlalu, padahal ia hanya datang sekali dalam 12 bulan
Ya Allah, Ramadhan telah mengisi ruang hatiku dengan memperbanyak dzikr padaMU
Ia telah menjadi inspirasiku dan motivasiku untuk bersedekah
Dengan kehadirannya aku berusaha menjaga diri dari lapar, haus, dan mengasingkan diri dari kebisingan dunia untuk beberapa waktu, berintrospeksi diri, menimba ilmu, dan banyak lagi
Lalu mengapa ia lama kembali???
Aku merindukannya, karena janjiMU padanya begitu luar biasa
Engkau telah menjanjikan pahala berlipat-lipat untuk hamba-hamba-Nya yang mau berbuat kebaikan dengan kehadirannya
Ia telah menjadi spesial di mata hatiku, para mukmin
Akankah hamba kan menjumpainya lagi tahun depan? Jika Engkau panjangkan umur ini, maka sampaikanlah kembali hamba pada bulan Ramadhan selanjutnya Ya Allah
Dan semoga berkah lailatul Qodar selanjutnya kan Engkau hadirkan. Amin

Ayooo KELVIN....

Assalamu'alaikum...
Sahabat-sahabat kelvin, yu' yu' eratkan kembali persahabatan kita.
Sahabat bisa mengirimkan tulisan-tulisannya untuk dipublish di blog ini, tapi hubungi admin dulu yaa (mb. pemandu maksudnya)
Ayoo, para jurnalistik, tunjukkan tulisan kalian, dan inspirasilah sahabat-sahabat kalian agar selalu bersemangat!!!
Kelvi...n,,,,,GOOD JOB!